Indonesia Corruption Watch (ICW) membantah tuduhan bahwa lembaganya tidak nasionalis karena menerima dana asing dalam program penanggulangan masalah merokok bagi anak di Indonesia.
"Kami sudah biasa menerima tuduhan seperti ini. Kalau kita cermati kita bisa lihat siapa yang lebih tidak nasionalis," ujar anggota badan pekerja ICW Ade Irawan di Jakarta, Jumat (29/6).
Sebelumnya sekretaris Pusat Studi Kretek Indonesia (Puskindo), Zamhuri, menuduh ICW sebagai lembaga swadaya masyarakat bermental Inlander dan menjual idealisme karena menerima dana asing dari Bloomberg Initiative untuk program free kids control di Indonesia.
Zamhuri mempertanyakan program free kids control ICW yang diperoleh dari Bloomberg Initiative, apakah sesuai dengan identitas ICW yang notabene LSM yang bergerak di bidang pencegahan korupsi.
"Apakah ICW memahami Bloomberg Initiative sebuah lembaga yang bergerak di bidang apa, sasaran programnya apa, siapa yang diuntungkan dengan program itu?" tanyanya.
Zamhuri juga menanyakan apakah program kemitraan dengan Bloomberg Initiative merupakan bagian pencegahan dari korupsi.
Jika tidak, ICW disebut harus mengubah visi, program dan namanya, dan tidak lagi mengurusi antikorupsi.
"Mari sama-sama memikirkan jalan keluar masalah rokok yang sekarang menjadi konsen ICW," katanya.
Kritikan serupa juga dilontarkan oleh anggota komisi IX DPR Poempida Hidayatulloh, yang menilai sikap ICW yang mendapatkan aliran dana asing sebagai tindakan melacurkan diri.
"Apakah ICW yakin dana asing (Bloomberg Initiative) itu dana bersih, bukan hasil dari pencucian uang? Bagaimana ICW punya mekanisme mengecek bahwa dana asing itu mempunyai legitimasi? Jika kemudian pendana asing itu terindikasi atau terbukti mencuci uang, bagaimana ICW bisa mempertanggungjawabkannya?," tanya Poempida.
Poempida mengatakan pendana asing harus patuh pada aturan tidak boleh melakukan intervensi kebijakan.
"Agenda asing seperti ini sungguh sangat berbahaya untuk kedaulatan NKRI, apa bedanya kita dengan zaman dulu, kalau kita melacurkan diri pada asing," kata Poempida.
Tidak pernah menutup
Ade Irawan menambahkan ICW tidak pernah menutup-nutupi telah menerima dana dari Bloomberg Initiative untuk program free control di Indonesia.
"Core (inti) dari perjuangan kami tetap pemberantasan korupsi, tetapi program kami terkait rokok juga relevan dengan pemberantasan korupsi," kata Ade.
Menurutnya ICW mensinyalir bebasnya perusahaan rokok membanjiri media di Indonesia dengan iklan sehingga bisa dengan mudah menjangkau anak-anak, juga terkait kasus suap.
"Belum lupa kan dengan hilangnya ayat rokok di undang-undang kesehatan? kami juga mensinyalir hal tersebut terkait dengan korupsi, jadi tentu saja hal ini masih relevan dengan perjuangan kami," katanya.
Lebih jauh Ade mengatakan laporan keuangan hasil audit ICW bisa dengan mudah diakses masyarakat sehingga akan ketahuan jika ICW menyalahgunakan dana apapun.
"Kami sangat transparan kok, kalau mau lebih detil bisa minta data laporan keuangan kepada kami," katanya.
Ade menegaskan kalau ICW punya batasan yang jelas dalam menerima dana dari donor asing.
"Kami punya rencana strategi dan kami akan mengikuti renstra yang telah ditetapkan, tidak mungkin kami menerima dana dari donor seperti Bank Dunia, International Monetary Fund (IMF), atau pemerintah, karena kami mengawasi kinerja mereka," kata Ade.
Sumber : Beritasatu.com
0 komentar:
Posting Komentar